Obesitas Tak Selalu Merugikan, Jika....


Obesitas ternyata tidak selalu berdampak buruk bagi kesehatan. Riset para ahli mengindikasikan, obesitas mungkin malah dapat menguntungkan dan memperpanjang hidup seseorang, khususnya pada individu yang berisiko tinggi gagal jantung.


Peneliti berpendapat, memiliki tubuh tambun dapat menurunkan risiko seseorang mengalami dampak merugikan pascaoperasi jantung. Memang, obesitas merupakan penyebab awal atau faktor pemicu seseorang harus menjalani operasi jantung. Tetapi pascaoperasi, timbunan lemak pada tubuh rupanya dapat menyelamatkan harapan pasien untuk tetap bertahan.

Para peneliti menyebut, kondisi ini sebagai "paradoks obesitas", di mana obesitas menempatkan seseorang pada risiko lebih tinggi penyakit jantung, tapi dari waktu ke waktu justru menawarkan manfaat perlindungan.

"Kami tahu bahwa obesitas mungkin memberikan manfaat perlindungan bagi pasien gagal jantung, tetapi kami tidak tahu apakah paradoks obesitas diterapkan khusus untuk wanita dengan gagal jantung sama seperti pria," kata Dr Tamara Horwich, asisten profesor kardiologi di David Geffen School of Medicine, UCLA dan peneliti senior riset tersebut.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa orang dengan Indeks Massa Tubuh (BMI) tinggi memiliki kesempatan lebih besar untuk bertahan hidup setelah menjalani perawatan penyakit jantung.

Dalam kajian terbaru yang dirilis The American Journal of Cardiology, para ahli melibatkan 3.000 orang pasien gagal jantung stadium lanjut. Hasilnya menunjukkan, pria dengan angka BMI dan ukuran pinggang lebih besar berisiko lebih kecil untuk menjalani transplantasi jantung dibandingkan pria dengan ukuran pinggang dan BMI normal. Hasilnya juga tidak jauh berbeda pada wanita dengan ukuran pinggang lebih besar.

Penelitian dilakukan selama dua tahun, di mana peneliti menemukan bahwa pasien gagal jantung yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki kesempatan lebih tinggi untuk bertahan hidup ketimbang orang dengan berat badan normal. Hal ini berlaku baik pada pria maupun wanita.

"Studi ini memberi kita wawasan yang lebih tentang bagaimana kedua jenis kelamin pasien gagal jantung mungkin terkena dampak paradoks obesitas. Gagal jantung mungkin menjadi salah satu dari sedikit masalah kesehatan, dimana kelebihan berat badan mungkin terbukti memberikan perlindungan," kata Horwich.

"Studi ini juga menunjukkan bagaimana BMI dan lingkar pinggang dapat digunakan secara bersama untuk memberikan ukuran yang lebih akurat lemak dalam tubuh untuk membantu menentukan obesitas dan menilai risiko," kata Adrienne L. Clark dari Geffen School of Medicine yang merupakan peneliti utama studi tersebut.
homepage:http://health.kompas.com

0 komentar:

Posting Komentar