Kendala Calon Independen di Pemilukada DKI


Peluang bakal calon gubernur independen dinilai tipis untuk menang dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Jakarta.

Pengamat Politik dan Tata Pemerintahan, Amir Hamzah, tidak riilnya dukungan kepada calon independen dari verifikasi bakal calon menunjukkan lemahnya dukungan dari masyarakat.

"Dari hasil verifikasi KPUD telah berkurang sebanyak 50 persen dukungan terhadap calon independen dari batas minimal dukungan sebanyak 407.345 orang. Ini bukti dukungan calon independen tidak rill dan kurang dari jumlah yang ditentukan," ujar Amir Hamzah di Jakarta, Kamis 22 Maret 2012.

Selain itu, Pemilukada kali ini, diikuti oleh empat orang calon gubernur yang diusung oleh parpol dan mempunyai basis suara yang jelas. Calon yang diusung parpol juga dinilai memiliki popularitas dan ketokohan yang lebih dikenal.

Selain itu, Amir menilai, gagasan dalam penyampaian visi dan misi untuk mengatasi persoalan Ibukota yang disampaikan calon independen pun menandakan ketidakpahaman terhadap permasalahan.

"Contoh, saat ditanya penanganan kemacetan, salah satu pasangan independen mengatakan penanganan dilakukan dengan membatasi produk kendaraan yang tidak mungkin dilakukan karena itu merupakan wewenang pemerintah pusat," jelasnya.

Kalau pun berhasil memenangi pertarungan Pemilukada, gubernur dan wagub independen akan kesulitan untuk berkerjasama dengan DPRD yang didominasi oleh partai politik.

Menurutnya ada dua hal yang harus dipikirkan oleh pemimpin terpilih untuk mensukseskan pemerintahan, yakni well running Government dan well running program.

"Bagaimana bisa pembangunan berjalan baik dengan bermitra dengan DPRD dan bagaimana program berjalan dengan baik dengan anggaran yang disetujui oleh DPRD, jika ada konflik di sana," ungkapnya
homepage:http://metro.vivanews.com

0 komentar:

Posting Komentar