Marah Tingkatkan Risiko Gangguan Jantung Sejumlah studi menunjukkan kemarahan memengaruhi sistem kardiovaskuler.


Marah merupakan reaksi alamiah untuk mengekspresikan rasa benci, kecewa, atau perasaan yang buruk. Meski seketika membantu melepaskan stres, namun membiarkan kemarahan berlarut tanpa kontrol dapat memicu gangguan kesehatan serius.

Sebuah studi ilmiah menunjukkan bahwa tingginya frekuensi marah berkaitan dengan peningkatan risiko serangan jantung dan stroke. Marah juga berpotensi memperlemah sistem kekebalan tubuh sehingga mereka yang memiliki sifat temperamen cenderung mudah sakit.

Ilmuwan Swedia yang menganalisis 2.755 karyawan pria di Stockholm menemukan bahwa mereka yang tidak terbuka mengekspresikan kemarahan saat diperlakukan tidak adil di tempat kerja, mengalami risiko dua kali lipat mengalami serangan jantung.

Peneliti menyalahkan kenaikan tekanan darah berlipat menimbulkan efek yang merusak sistem kardiovaskular.

Julian Halcox, profesor kardiologi di Universitas Cardiff mengatakan, "Meski bukti ilmiah masih belum terlalu meyakinkan, tetapi sejumlah studi menunjukkan kemarahan dan permusuhan berkepanjangan atau stres memengaruhi sistem kardiovaskular."

Marah membuat meningkatkan laju jantung, aliran darah ke otot, dan menaikkan tekanan darah. Pada saat yang sama, kadar glukosa dalam darah juga meningkat untuk memberi otot energi memompa hormon adrenalin.

Jantung adalah organ yang paling berisiko terkena dampak akibat marah. Terutama jika kemarahan terpendam dan berlarut-larut. "Risiko terbesar membayangi mereka yang terbiasa memendam perasaan marah daripada yang melampiaskan kemarahan," katanya, dikutip Daily Mail.
Homepage: http://kosmo.vivanews.com

0 komentar:

Posting Komentar