Perempuan Baiknya Tak Perlu Takut Naik Taksi Jika terpaksa menggunakan taksi yang reputasinya belum dikenal, sebaiknya lebih waspada.

Taksi Blue Bird (oto.co.id)

Sekjen Masyarakat Transportasi Indonesia (MPI) Ellen Tangkudung mengungkapkan bahwa pelecehan seksual terhadap penumpang perempuan di dalam kendaraan umum, termasuk taksi, sangat mungkin terjadi sehingga siapa pun harus lebih waspada. Sebab berada di dalam kendaraan umum berarti berada di ruang publik.

"Kewaspadaan menjadi kunci agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, bukan hanya pelecehan seksual," ujarnya seperti dalam keterangannya yang diterima VIVAnews, Kamis malam.

Ellen menambahkan, selain itu, reputasi bisa menjadi salah satu ukuran ketika memilih taksi. Sebab, reputasi tidak bisa dibangun dalam waktu singkat. Ia pun menyarankan agar memilih taksi yang memang memiliki reputasi cukup baik.

Namun, kata dia, jika terpaksa menggunakan taksi yang reputasinya belum dikenal, sebaiknya lebih waspada. Misalnya, jangan sampai tertidur di taksi. "Lebih baik selalu mengirimkan pesan kepada teman atau keluarga mengenai identitas taksi yang digunakan dan memberitahu keberadaan kita," ujar Ellen.

Atas peristiwa dugaan pelecehan seksual yang terjadi pada artis berinisial JM oleh seorang sopir taksi, Ellen menilai, kesalahannya bukan pada manajemen perusahaan taksinya.

"Dalam kasus JM, Blue Bird tidak bersalah. Sebab, secara prosedur, sopir berinisial RM tersebut telah melalui sejumlah proses mulai dari rekrutmen dan pelatihan hingga dinyatakan memenuhi kualifikasi," tuturnya.

Bagaimana pun, kata Ellen, sopir adalah manusia yang memiliki karakteristik unik satu dengan yang lainnya, dan berpotensi melakukan kesalahan, meskipun telah dinyatakan memenuhi kualifikasi oleh system yang digunakan manajemen perusahaan taksi. "Jika sistem yang digunakan dianggap kurang baik, mengapa hanya satu dari ribuan sopir lainnya yang melakukan penyimpangan," ujarnya.

Sementara itu, menurut Head Of Public Relation Blue Bird Teguh Wijayanto, manajemen telah menonaktifkan sopir berinisial RM, yang menjadi tertuduh dalam kasus pelecehan seksual tersebut.

"Sebab, Blue Bird tidak bisa mentolerir perilaku yang bisa dikategorikan mengganggu kenyamanan dan keamanan penumpang," ujarnya.

Ellen menilai, langkah manajemen Blue Bird tersebut sudah cukup baik untuk mendukung penuntasan kasus tersebut. Ia berharap, masyarakat, khususnya para wanita, tidak perlu takut untuk menggunakan taksi Blue Bird. "Tetapi harus tetap waspada," tuturnya.
homepage:http://metro.vivanews.com

0 komentar:

Posting Komentar